Jumat, 21 September 2012

Menggila di hari senin

Ceritanya, PL sudah di mulai sejak seminggu kemaren. Dan, hari ini adalah senin kedua semenjak menginjakkan kaki di SMA 7 Padang, baca: SMATUPANG :p

Setelah observasi cara guru pamong ngajar, tibalah waktu yang di tunggu2, yaitu jreng jreng...
giliran kami ngajar istirahat :)

Di mulailah kegiatan yang tidak pernah sekalipun di harapkan, satu kata yang 'menyamak', TERLANTAR. huh, harusnya sekolah sediain satu ruang buat guru2 PL. so, dunia akan jadi indah dan merona (tak nyambung). Tapi kalo aku jadi kepala sekolah, gak mau ah kasih ruangan buat guru PL. ntar mereka bawa pulang tu ruangan. :)

Maka, untuk mengurangi sedikit makna TERLANTAR, dibentuklah suatu Komunitas Gosip PL Fisika (KGPLF), dengan anggota Andris, Carles, Insaf dan Elvi, sedangkan ketua, bendahara dan sekretaris adalah mereka berempat juga. :)

Ceritanya di mulai dari beberapa anggota yang nggak punya seragam kuning PN (Partai Nasi)... Ada niat untuk membeli, namun karena keterbatasan waktu dan dompet, hal ini tertunda untuk sementara. Untuk mengantisipasi kurangnya anggaran dana, maka dilakukan wawancara dengan Andris sebagai nara sumber.

Carles: Ndris, berapa beli baju ne kemaren?
Andris: oh, aku nggak beli. aku nempa ne di kampung. sekitar 200 1 baju.

Aku, Carles, Insaf saling tatap, sambil aku niru gaya nempa ala pak tukang, yg lagi nempa besi.

hahaha... bahasanya itu loh. mestinya kan jahit. Tapi orang bengkulu dan sekitarnya, lazim menggunakan kata tempa untuk jahit baju. Kosa kata baru ne... lumayan untuk ejek2an. :)

Lanjut...

Carles:  Ga bisa kurang lagi Ndris... Kurang 50 lah.
Andris: ga bisa lagi Les, modalnya aja 200. Ga pake untung tuh...

Aku dan Insaf: ?????
Mereka ne guru bukan ya? darah pasar raya banget... :D

Dan, cerita berlanjut sampai ke kerbau dan sapi. Lupa, koq bisa nyampe sana. Yang pasti isi gosipnya ga da nilai ilmu yang bisa di petik. kecuali ilmu hitam. eh???

Setelah rapat di tutup dengan hompimpa... (???)  kami mulai berjalan.... menelusuri jalan bukan setapak, melewati tanggul, baca: polisi tidur, sambil menikmati pemandangan rumah2 penduduk dan sungai jernih berwarna coklat. Setelah melewati rintangan (lebay daaanggg), sampailah kami di kantin terluar. Setelah pesan makanan, gosip kembali di lanjutkan dengan topik cara menawar barang yang ampuh...
Ibu kantinnya heran kali ya, mereka ne guru bukan sih? koq yang di pelajari teknik nawar barang, bukannya cara ngajar dan sekeluarganya. :)

Tapi walau bagaimanapun, itulah kami. Kami telah berjanji bersama, bahwa kami tidak akan menyia2kan waktu untuk piket dan kegiatan lainnya di sekolah. Selesai ngajar, langsung pulang. dan hal ini terbukti dengan kejadian hari ini. Abis ngajar jam steng 10, rencana mau pulang. Tapi segan sama guru piket.
Jadi, kami keluar sambil ngomong (volume suara naik), "eh, kita mau makan dimana?". "Depan ne aja, aku mau makan lontong ne". "Eh, Andris ultah ya hari ne, traktir ya Ndris" (sambil gantian nyalam Andris)-Didepan guru piket. Padahal Andris ultahnyakan udah lewat... udah lama banget malah. Alhasil, kami ketawa terpingkal-pingkal setelah lewat pagar sekolah. Rencana A sukses.

Tapi beneren koq, kami makan lontong di kantin dekat sekolah. Begitu bel istirahat selesai, tanpa rasa bersalah, apalagi segan, Insaf langsung menggandeng motornya, tunggu aku naik, then capcus ding. hahahahaha,,, melawak se.

Harusnya jam2 segitu kami bisa bantu2 piket di TU atau perpus. Tapi janji tetap janji, maka kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melanggarnya. :D

*Senin gila. salah, orang gila di hari senin. bukan, kami menggila di hari senin. :)